Arsitektur
dan lingkungan memiliki kaitan erat. Kelangsungan
hidup dan kebersatuan lingkungan dapat
terancam akibat perkembangan industri, dan pada akhirnya kita membahayakan dasar
kehidupan kita sendiri karena kurang memperhatikan tindakan kita pada
lingkungan. Karena itu penting bagi seorang arsitek untuk memberi pengaruh
positif pada perancangan dengan selalu memperhatikan, peduli dan melestarikan
lingkungan alam.
DEFINISI ARSITEKTUR
Arsitektur adalah
seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas,
arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan,
mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan,
arsitektur lanskap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain perabot
dan desain produk.
DEFINISI LINGKUNGAN
Lingkungan adalah
kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti
tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas
tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia
seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.
Arsitektur
berwawasan lingkungan sering disebut dengan eko-arsitektur/arsitektur ekologi.
Eko-arsitektur merupakan pembangunan rumah atau tempat tinggal sebagai
kebutuhan hidup manusia dalam hubungan timbal balik dengan alamnya.
“Ekologi”
Pertama kali istilah
ekologi diperkenalkan oleh seorang ahli ilmu hewan bernama Ernst Haeckel pada
tahun 1869, sebagai ilmu interaksi antara segala jenis mahluk hidup dan lingkungannya.
Istilah ekologi
sendiri diambil dari bahasa Yunani, yaitu Oikos
berarti rumah tangga atau cara bertempat tinggal, dan logos bersifat ilmu atau ilmiah. Jadi, ekologi merupakan ilmu tentang
rumah atau tempat tinggal mahluk hidup.
Pembahasan
ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen
penyusunnya, yaitu faktor abiotik(suhu, air, kelembaban, cahaya, topografi) dan
biotik (makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba).
Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk
hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling memengaruhi dan
merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.
Eko-Arsitektur dan Ekologi
Konsep eko-arsitektur yang holistis(sistem
keseluruhan)
Eko-arsitektur
mengandung bagian-bagian dari arsitektur biologis, arsitektur alternatif dan
arsitektur matahari, arsitektur bionik, serta biologi pembangunan. Maka eko-arsitektur
merupakan istilah holistis yang sangat luas dan mengandung semua bidang.
Eko-arsitektur tidak
hanya mencakup keselarasan antara kehidupan manusia dengan lingkungan alamnya,
namun mengandung juga dimensi yang lain seperti waktu, lingkungan alam, sosio
kultural, ruang, dan teknik bangunan, sehingga eko-arsitektur bersifat lebih
kompleks, padat, dan vital dibandingkan dengan arsitektur pada umumnya.
Sumber:
Frick, Heinz dan FX.
Bambang Suskiyatno. 2004. Dasar-dasar Eko-Arsitektur. Yogyakarta: Kanisius