Friday, June 27, 2014

Resensi novel Cinta di Dalam Gelas



Judul buku       : Cinta di Dalam Gelas
Jenis buku        : novel – non fiksi
Penulis             : Andrea Hirata
Penerbit          : Bentang Pustaka
Tahun terbit    : 2010 (cetakan pertama)
Tebal buku      : 316 halaman
ISBN                 : 9786028811095

Diatas papan catur, dendam dan harga diri bertaruh
Oleh : Cipta N. Larasati

            Bukanlah orang yang berasal dari lingkungan sastra, menulis novel-novel yang bahkan tidak sejalan dengan trend di pasaran. Andrea Hirata, dengan kemampuannya mengolah kata dan menempatkan humor khas yang pada beberapa bagian dalam bukunya dapat menempatkan dirinya sebagai salah satu penulis muda Indonesia yang sukses dan menjanjikan. Karya-karyanya dalam tetralogi “Laskar Pelangi” telah mendapat pengakuan International Best Seller dari Turki dan telah diterjemahkan ke dalam 18 bahasa berbeda. Buku Cinta di Dalam Gelas merupakan buku kedua dari dwilogi Padang Bulan

            Buku Cinta di Dalam Gelas mengisahkan seorang perempuan bernama Maryamah (Enong), yatim piatu yang mau bekerja sebagai kuli tambang demi membantu menghidupi ibu dan adik-adiknya. Setiap harinya ia rela pergi ke sungai berebut lahan timah dengan penambang laki-laki. Ia juga berhenti sekolah, padahal semangatnya akan belajar sangat tinggi. Kematian ayahnya dan keadaan yang memaksanya untuk bekerja tidak mematahkan semangat Enong untuk belajar, terutama dalam belajar berbahasa Iggris. Akhirnya ia mengikuti kursus bahasa Inggris di kota seminggu sekali. Teman-teman kursusnya yang jauh lebih muda darinya tidak membuat Enong berkecil hati.
Seiring bergantinya waktu, demi menyenangkan hati ibunya Enong menikah dengan Matarom. Tapi nasib buruk menimpa Enong . Matarom ternyata bukanlah laki-laki yang baik, perlakuannya juga buruk. Dengan menanggung sakit hati Enong bercerai. Kisah cintanya yang menyedihkan tidak lantas membuat Enong berlarut dalam kesedihannya. Ia membalas sakit hatinya dengan elegan dan cerdik. Enong ingin membalas sakit hatinya dengan pertandingan catur. Padahal, ia sama sekali tidak tahu cara bermain catur dan harus mengalahkan juara catur dua tahun berturut-turut yang juga mantan suaminya itu. Dengan dibantu Ikal, Ninotchka, Detektif M Nur, dan Alvin, Enong berjuang mempelajari bidak-bidak juga bermain catur dengan tantangan berat untuk bisa mengikuti pertandingan yang penuh harkat bagi laki-laki hanya karena dirinya seorang perempuan.

Novel Cinta di Dalam Gelas menceritakan kisah kehidupan Enong yang penuh perjuangan dengan latar belakang seputar kehidupan masyarakat belitong yang menarik serta penyajian bahasanya yang khas. Kesan dan humor cerdas yang ditimbulkan oleh beberapa karakter dari tokoh di dalam cerita juga dapat memancing tawa. Dalam buku ini pembaca diajak menertawakan realita kehidupan namun tetap bermoral. Tiap pesan moral yang disampaikan pun sangat mudah dipahami

Banyak pesan yang didapat dari dalam novel ini, misalnya tentang semangat belajar maryamah  yang tidak mengenal usia, dan bagaimana Maryamah yang pantang menyerah dan selalu ingin terus belajar dalam usahanya mengikuti pertandingan catur

No comments:

Post a Comment