Sunday, February 15, 2015

LIMBAH RUMAH TANGGA DAN PENGELOLAANNYA





Limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi, cucian, limbah bekas industri rumah tangga dan kotoran manusia. Limbah merupakan buangan atau sesuatu yang tidak terpakai berbentuk cair, gas dan padat. Dalam air limbah terdapat bahan kimia yang sukar untuk dihilangkan dan berbahaya. Bahan kimia tersebut dapat memberi kehidupan bagi kuman-kuman penyebab penyakit disentri, tipus, kolera dan penyakit lainnya. Air limbah tersebut harus diolah agar tidak mencemari dan tidak membahayakan kesehatan lingkungan. Air limbah harus dikelola untuk mengurangi pencemaran.
Dalam dunia arsitektur ada metode yang bisa diterapkan dalam merencanakan pengolahan limbah rumah tangga yaitu dengan :

      Membuat saluran air kotor

      Membuat bak peresapan

      Membuat tempat pembuangan sampah sementara

Hal-hal tersebut dapat dilakukan dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut ;

1)      Tidak mencemari sumber air minum yang ada di daerah sekitarnya baik air dipermukaan tanah maupun air di bawah permukaan tanah.
2)    Tidak mengotori permukaan tanah.

3)    Menghindari tersebarnya cacing tambang pada permukaan tanah.
4)    Mencegah berkembang biaknya lalat dan serangga lain.
5)    Tidak menimbulkan bau yang mengganggu.
6)     Konstruksi agar dibuat secara sederhana dengan bahan yang mudah didapat dan murah.
7)    Jarak minimal antara sumber air dengan bak resapan 10 m.

Pengelolaan yang paling sederhana ialah pengelolaan dengan menggunakan pasir dan benda-benda terapung melalui bak penangkap pasir dan saringan. Benda yang melayang dapat dihilangkan oleh bak pengendap yang dibuat khusus untuk menghilangkan minyak dan lemak. Lumpur dari bak pengendap pertama dibuat stabil dalam bak pembusukan lumpur, di mana lumpur menjadi semakin pekat dan stabil, kemudian dikeringkan dan dibuang. Pengelolaan sekunder dibuat untuk menghilangkan zat organik melalui oksidasi dengan menggunakan saringan khusus. Pengelolaan secara tersier hanya untuk membersihkan saja. Cara pengelolaan yang digunakan tergantung keadaan setempat, seperti sinar matahari, suhu yang tinggi di daerah tropis yang dapat dimanfaatkan

II. Limbah Rumah Tangga dari Buangan Closet (WC)

Closet (WC) adalah suatu cara pembuangan air kotoran manusia agar air kotoran tersebut tidak mengganggu kesehatan dan lingkungan. Dibuat bak penampung kotoran (septik tank) yang terdiri dari bak pengumpul dan bak peresapan serta dihubungkan dengan saluran pipa pralon. Air limbah closet (WC) dialirkan melalui pralon ke bak penampung kotoran berdinding kedap air.
Berikut ini contoh membuat bak penampung kotoran dengan jumlah keluarga 6 orang dan dalam jangka waktu 5 tahun, sedangkan waktu tinggal dalam tangki direncanakan
minimal 2 hari (24 jam).



Untuk  mendapatkan  gambaran  besarnya  tangki  yang  harus  dibuat  maka
diperoleh dengan cara sebagai berikut :


a.
Jumlah  air  limbah  yang  dibuang  setiap  hari  sekitar
100
liter/orang/hari.
b.
Besarnya  tangki  pencerna  dalam  1  tahun  2  x  6  x  100  liter  =  1.200  liter.
c.
Banyaknya lumpur sebesar 30 liter/orang/tahun.


d.
Banyaknya  lumpur  selama  5  tahun  6  x  30  liter
x  5
=  900  liter.
e.
Jadi untuk melayani keluarga tersebut di atas diperlukan tangki pencerna 1,2 m3
dengan ruang pengumpul lumpur sebesar 0,9 m3.

II.1 Cara Pembuatan Closet

Ruang closet (WC) dibuat tertutup , closet (WC) dengan lubang leher angsa dipasang, kemudian dibuat tangki kotoran dengan dinding kedap air. Untuk mengalirkan udara dari tangki keluar dipasang pula pralon berukuran kecil yang berbentuk huruf T. Kemudian dibuat sumur resapan yang didalamnya diisi kerikil, ijuk dan dinding peresapan berlubang-lubang. Pembuatannya dapat dilihat pada gambar dibawah ini


Closet tersebut digunakan untuk membuang air kotoran manusia (tinja dan air seni). Closet perlu dijaga kebersihannya, yaitu dengan menggunakan karbol dengan


takaran yang sesuai dengan aturan. Jangan masukkan benda-benda padat seperti : kerikil, batu, kertas, kain , plastik,dsb, karena dapat menyumbat saluran air. Peresapan air pada Closet tergantung dari kapasitas tangki/bak dan jenis tanahnya. Semakin kecil bak peresapan, maka akan semakin kecil resapannya.

Keuntungan menggunakan cara ini ialah mudah dibuat, sederhana, bahan-bahnya mudah didapatkan dan murah. Selain itu cara ini lebih baik, karena dapat mengurangi pencemaran sumber air bersih disekitarnya.

II.2 Penggunaan Air Untuk Keperluan Closet


Toilet siram desain lama membutuhkan 19 liter air dan bisa memakan hingga 40% dari penggunaan air untuk kebutuhan rumah tangga. Dengan jumlah penggunaan 190 liter air per kepala per hari, mengganti toilet ini dengan unit baru yang menggunakan hanya 0,7 liter per siraman bisa menghemat 25% dari penggunaan air untuk rumah tangga tanpa mengorbankan kenyamanan dan kesehatan. Sebaliknya, memasang unit penyiraman yang memakai 19 liter air di sebuah rumah tanpa WC bisa meningkatkan pemakaian air hingga 70%. Jelas, hal ini tidak diharapkan di daerah yang penyediaan airnya tidak mencukupi, dan hal tersebut juga bisa menambah jumlah limbah yang akhirnya harus dibuang dengan benar.

Dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut, banyak perhatian telah diberikan pada pembuatan sistem sanitasi yang tahan lama, hemat air, bisa diterima oleh orang-orang yang akan memakainya, dan memungkinkan penggunaan kembali limbah yang telah diolah. Pengembangan sanitasi yang paling penting dalam dekade ini adalah pengesahan bentuk-bentuk sanitasi yang sebelumnya dianggap primitif. Setelah beberapa tahun penelitian terapan dan kemajuan teknologi, kakus luar rumah telah ditransformasi menjadi instalasi sederhana tapi canggih yang memberikan tingkat kenyamanan dan kesehatan yang tinggi. Dua teknologi penting yang berhubungan dengan kakus ini adalah: lubang kakus yang diperbaiki dan diberi ventilasi (Ventilated Improved Pit latrine/VIP latrine) dan toilet siram guyur (Pour Flush Toilet/PF toilet). Dua teknologi ini biayanya jauh lebih sedikit daripada toilet konvensional yang dihubungkan ke tanki septik atau sistem saluran pembuangan.

III. Limbah Rumah Tangga dari Saluran Air Pembuangan


Selain dari buangan closet (WC) limbah bekas air buangan kamar mandi dan bekas air cucian juga harus dikelola dengan baik. Berikut ini merupakan ketentuan yang sedapat mungkin untuk dilakukan dalam pengelolaannya yaitu tempat cucian dipasang tidak jauh dari dapur. Bak cucian dipasang saringan, saluran pralon ke bak kontrol yang jaraknya maksimum 5 m. Bak ini perlu ditutup dan diberi pegangan agar memudahkan pengambilan tutup bak. Agar binatang tidak dapat masuk perlu dibuat besi penghalang.


Untuk pembuatannya dapat dilihat pada Gambar di bawah ini:

Dari gambar tersebut terlihat kegunatempat pengelolaan limbah, yaitu untuk membuang air cucian dapur dan kamar mandi serta untuk membuang air kotoran kamar mandi. Saluran pengolahan limbah ini perlu dibersihkan secara teratur terutama pada saringan air. Jangan membuan benda-benda padat seperti : batu kerikil, kertas, kain, plastik dan barang-barang lainnya, karena akan menyumbat saluran.

Limbah air bekas mandi dan cuci dialirkan ke bak kontrol dan langsung ke sumur resapan. Air akan tersaring pada bak resapan dan air yang keluar dari bak resapan sudah bebas dari pencemaran.Tempat mandi dan cuci dibuat dari batu bata, campuran semen dan pasir. Bak kontrol dibuat terutama untuk saluran yang berbelok, karena pada saluran berbelok lama-lama terjadi pengikisan ke samping sedikit demi sedikit, dan akan terjadi suatu pengendapan kotoran. Dibuat juga sumur resapan yang terbuat dari susunan batu bata kosong yang diberi kerikil dan lapisan ijuk. Sumur resapan diberi kerikil dan pasir. Jarak antara sumur air bersih ke sumur resapan minimum 10 m agar supaya jangan mencemarinya. Pembuatan dapat dilihat pada Gambar 3 di bawah ini.
 
Disamping cara yang tersebut diatas untuk mengelola limbah saluran kamar mandi dan limbah bekas cucian dapat juga dilakukan dengan cara mengalirkan limbah melalui saluran ke sebuah lubang resapan.

Pertama dibuat lubang di luar dapur dengan lebar, panjang dan tinggi 1 m atau disesuaikan dengan tempat dan kebutuhan. Di buat saluran dari batu bata, pasir, semen atau pakai bis. Kalau saluran terbuka bisa ditutup dengan bambu, kayu atau seng. Bak resapan diisi dengan pasir, kerikil, batu kali. Akan lebih baik kalau bak resapan ditutup dengan kayu/bambu/cor-coran pasir dan semen. Dan dapat diberi saluran udara dari pralon. Cara pembuatannya dapat dilihat pada Gambar di bawah ini.


IV.    Limbah Industri Rumah Tangga

Industri rumah tangga seperti industri tempe, tahu, rumah makan, dan lain-lain perlu dikelola. Limbah dari industri rumah tangga tersebut menimbulkan bau yang tidak enak dan mengganggu lingkungan sekitarnya.

Salah satu cara mengelola limbah rumah tangga adalah dengan membuat 3 bak. Ketiga bak tersebut digunakan sebagai tempat pengendapan limbah secara bertahap. Dengan demikian air limbah yang keluar dari bak terakhir sudah tidak membahayakan lagi.
 
Cara pembuatannya ialah buat bak sebanyak 3 buah dari batu bata dengan campuran pasir dan semen. Kemiringan saluran harus diperhitungkan. Usahakan jangan sampai ada benda pada air limbah, sebab apabila ada akan menempel dan menyumbat saluran. Antara bak satu dengan lainnya dihubungkan pipa pralon, antara satu dengan yang lain letaknya lebih rendah. Susunan dan sifat air limbah yang berasal dari limbah industri rumah tangga tergantung pada macam dan jenisnya, industri.

Air limbah dapat berupa limbah dari pabrik susu, rumah makan, pemotongan hewan, pabrik tahu, pabrik tempe, dsb. Kotoran air limbah yang masuk ke bak I, akan mengapung.
Pada bagian bawah limbah melalui pipa akan terus mengalir ke bak II. Lemak akan tertinggal dan akan menempel pad dinding. Untuk mengambil lemak perlu diserok.
Dalam Bak II limbah akan mengalami pengendapan, terus ke bak III begitu juga. Dari pipa pralon pada bak III air limbah akan keluar dan sudah tidak membahayakan lagi. Untuk membawa lumpur diperlukan kecepatan 0.1m/detik dan untuk membawa pasir kasar perlu kecepatan 0,2m/detik. Cara pembuatannya dapat dilihat Gambar di bawah ini.



Dari gambar diatas terlihat kegunaannya yaitu untuk membuang limbah industri rumah tangg dan untuk membuang kotoran-kotoran yang bersifat cair.Bak hendaknya sering dibersihkan agar kotorannya tidak mengganggu saluranPerlu di kontrol saluran-salurannya untuk menghindari kemacetan.Jangan membuang limbah berupa benda padat seperti : kain, kertas, daun-daun, plastik, kerikil, dsb.

Kerugiannya ialah apabila kurang dikontrol akan sering macet, sehingga air akan keluar ke atas dan mengganggu lingkungan sekitarnya.

Sumber :


http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1314/1/arsitektur-yulesta.pdf
Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Propinsi Sumatera Utara, Laporan Status Lingkungan 

Hidup Daerah Propinsi Sumatera Utara, 2003

Bintarto R, Drs., Interaksi Desa-Kota dan Permasalahannya, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1989

Pengelolaan Air Limbah Kakus. Jakarta : Direktorat Perumahan, Ditjen Cipta Karya-Departemen Pekerjaan Umum

Sanitation without water . Winblad PL 2205 S 68200 Filipstad, Sweden